Selamat datang di www.correyananta.com, saya correy ananta selaku pembuat website ini merasa bangga ketika anda berkenan untuk berkunjung ke website saya. saya adalah seorang mahasiswa di surya university, saya mengambil program studi teknik fisika energi, kami disini lebih di fokuskan untuk belajar dalam membuat inovasi-inovasi yang baru dan efektif. inovasi-inovasi tersebut lebih ke peran penggunaan bahan bakar baru dan terbarukan, seperti geothermal, solar cell, hydro and ocean energy , dan wind energy.
- Back to Home »
- Aneh Dan Unik , by Correy Ananta , Kisah Gue , Sejarah »
- Seputar Tentang Gue
Posted by : Correy Ananta
Kamis, 26 Maret 2015
Oke kenalin ya nama gue Correy Ananta Adhilaksma, gue biasa dipanggil oleh temen-temen dengan nama yang akrab Correy. Sebagai orang yang belum kenal betul dengan gue pasti kalian menganggap bahwa ini nama cewek, yah tak apa itu sudah biasa, tapi kalian harus tau bahwa gue cowok 100% :D. Gue lahir di Sampit, Kalimantan Tengah pada tanggal 10 desember 1995. Tak banyak yang tau bahwa tanggal 10 Desember ini merupakan hari yang menurut gue luar biasa, kenapa? karena pada tanggal ini dirayakan sebuah perhelatan akbar di Swiss, yang merupakan perhelatan akbar pemberian penghargaan Nobel kepada ilmuwan-ilmuwan serta pemimpin dunia dalam bidang fisika, kimia, biologi dan perdamaian. Tidak hanya itu pada tanggal ini juga dirayakan sebuah peringatan bersejarah mengenai hak asasi manusia. oke itu tadi mengenai tanggal kelahiran sekarang gue akan menceritakan kisah-kisah alakadarnya dari gue, soalnya gue kurang ingat betul apa aja yang telah gue alamin selama menjalani kehidupan ini. cieeelahh haha...
1. Gue bukan orang Kalimantan asli dan bukan orang Jawa asli
Gue memang lahir di Kalimantan, dan dibesarkan di Kalimantan sejak lahir. Tetapi gue bukan orang Kalimantan asli alasannya kedua orang tua gue bukan berasal dari Kalimantan melainkan dari Jawa, lebih tepatnya Ibu dari Yogya dan Bapak dari Klaten. Jadi kalau didata secara keturunan gue memang keturunan Jawa, akan tetapi walaupun keturunan Jawa gue sama sekali gak ngerti bahasa Jawa selain itu adat istiadat Jawa serta kebudayaan Jawa saya kurang tau itu, ya bisa dibilang gue manusia setengah Jawa wkwkwk. Kaya anaknya dewa Zeus "Herkules" manusia setengah dewa nah kalau gue manusia setengah Jawa, beda tipislah kesamaannya hehe. Banyak yang menanyakan gue aslinya mana, tapi gue selalu bilang kalau gue adalah orang Jawa. Tapi kebanyakan dari mereka kaga percaya ama gue.
"elu itu orang jawa atau apa ko kaga ada mirip-miripnya dengan Jawa sama Kalimantan?" temen gue.
"Gue orang Jawa, Bapak dan Ibu gue asalnya dari Jawa kalau dilihat dari asal-muasal Bapak Ibu gue, gue orang Jawa, walaupun hanya sekedar lahir di Kalimantan" jawab gue.
"Yang bener, emang elu bisa bahasa Jawa ?" temen gue.
"Kaga, tapi gue ngerti dikit doang sih" jawab gue.
"nah gue asli Kalimantan juga ngerti dikit mah bahasa Jawa, elu kalau ngaku Jawa elu harus bisa bahasa Jawa, baru gue percaya" temen gue.
"ohh oke, bisa doang kan, nih 'njeneng mu sopo, aku trisno karo koe, koe trisno karo aku ta, ojo nesu to, koe ora ngeretos yo, yo uwis' nah tuh gue udah buktiin gue bisakan ngejawa dikit" jawab gue.
"lu ngerti kaga apa yang elu omongin barusan ?" temen gue.
"ngertilah" jawab gue.
"apa artinya" temen gue.
"siapa namamu......, jangan marah, kamu tidak ngerti ya, yaudah" jawab gue.
"terus" temen gue.
"kan udah tadi...." jawab gue.
"masih ada yang kurang, yang benerlah masa lu nutup-nutupin gitu gak asik ah" temen gue.
"emang elu mau denger, entar elu bilang jijik ke gue lagi, gamau ahh, kan kata lu ngerti bahasa jawa dikit-dikit, masa itu aja kaga tau" jawab gue.
"iye gue ngerti, tapi trisno-trisno itu apaan gue gak tau, lu cepet artiin kaga apaan itu" temen gue.
"iye iye, artinya 'aku cinta kamu, kamu cinta aku tidak' udah puas" jawab gue.
"cieee tenyata elu memendam persaan sama gue, ahhh jadi malu ahh, gue gak nyangka lo, tapi maaf ya gue jijik ama elu, gue gak mau melangkah kedalam hubungan ini" temen gue.
"yang mau ama elu juga siapa sialan, elu aja yang kegeeran" jawab gue.
"gue tekankan elu kan ndiri yang ngomong gitu, gue mah gak minta lu ngomong gitu" temen gue.
"lu kan katanya minta artiin yaudah itu artinya" jawab gue.
"tapi kan gue gak minta elu ngungkapkan perasaan elu ke gue, pakai bahasa jawa lagi sok sokan, nih ya kalau disusun elu sebenarnya pengen ngungkapin perasaan lu tapi menyerah karena gue gak ngerti, 'siapa namamu ? aku cinta kamu, kamu cinta aku tidak, jangan marah, kamu tidak mengerti ya, yaudah' nah itu kan sebenarnya elu pengen tapi tidak bisa". temen gue.
"a. (gue skakmat). tai lu" jawab gue.
2. My Father and My Mother is My Hero (sedikit pengalaman gue sewaktu lahir sampai TK).
Bapak dan Ibu gue menikah pada 14 Maret 1995, setelah itu Bapak dan Ibu pindah ke Kalimantan karena mendapat pekerjaan sebagai PNS di daerah sini. Waktu itu Bapak dan Ibu mendapat tugas sebagai PNS di sebuah kota kecil atau kelurahan, lebih tepatnya di kelurahan Samuda Kota, kecamatan Mentaya Hilir Selatan, kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Indonesia. Bapak dan Ibu sewaktu datang ke kota ini menyewa sebuah kontrakkan yang berada dekat dengan Sungai Mentaya, Bapak yang awalnya sebagai CPNS bekerja sebagai guru Kesenian dan bahasa Indonesia di SMAN 1 Samuda dan Ibu sebagai guru bahasa Indonesia di MTSN 1 Samuda. Karena masih pendatang yang baru saja menetap di Samuda, maka untuk menuju ketempat kerjanya Bapak dan Ibu naik sepeda, jaraknya lumayan jauh kalau dari kontrakan di Sungai Mentaya. Apalagi pada saat itu Ibu masih mengandung gue didalam kandungannya. Saat ketika mendekati bulan kelahiran, Bapak dan Ibu mampir ke Sampit untuk menjalani pengecekan rutin terhadap kandungan di Rumah sakit Dr Murjani Sampit, di Sampit Ibu punya kakak yang sedang bekerja disana, jadi selama di Sampit Bapak dan Ibu menumpang di rumah kakak Ibu. Akhirnya pada jam 00.45, hari Minggu, 10 Desember 1995. Lahirlah seorang bayi cowok berparas tampan, imut dan lucu ke dunia. Yup guelah bayi tersebut, secara kata Bapak dan Ibu, gue waktu bayi seperti itu.... wkwkwk :v.
Sebulan setelah kelahiran gue, Ibu gue pergi ke Palangkaraya, untuk menghadapi pelatihan lanjutan bersama TNI. Pelatihan ini ditujukan kepada CPNS yang akan menjadi PNS, pada pelatihan ini diajarkan keterampilan baris-berbaris, guling-gulingan, merayap dan pelatihan dari TNI lainnya (Sumber berasal dari foto-foto yang berhasil dikumpulkan). Oya mungkin ada sebagian yang belum tahu Palangkaraya itu dimana dan kota apa, oke Palangkaraya adalah sebuah kota besar yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Pada pemerintahan Soekarno, Palangkaraya akan dijadikan ibukota negara Republik Indonesia dan Jakarta sebagai pusat perekonomian atau bisnis di Indonesia. Di dalam peta Palangkaraya adalah satu-satunya kota yang berada ditengah-tengah Indonesia, sehingga Soekarno menginginkan ibukota negara dipindah kesana. Oke sudah taukan Palangkaraya itu kotanya dimana, jadi gue lanjutin ye cerita Ibu gue tadi. Saat Ibu gue pergi ke Palangkaraya, gue pada saat itu masih berumur sebulan, sehingga mungkin saja pada saat itu Bapak kebingungan nenangin gue sewaktu menangis mencari Ibu. Tidak kebayang bagaimana bingungnya Bapak ngerawat gue karena ditinggal Ibu selama sebulan untuk mengikuti pelatihan. Sungguh berjasa Bapak, terima kasih Pak.
Dalam perjalannya dari tahun ke tahun, akhirnya Bapak dan Ibu bisa beli rumah sendiri, rumah tersebut terletak dikawasan perumahan yang entah gue lupa namanya yang jelas rumahnya agak dekat dengan SMA Bapakku. Rumahnya berukuran tipe 36 yang dibeli saat gue berumur 3 atau 4 tahunan, pada saat itu rumah tipe itu sudah lumayan sih menurut gue. Walaupun Bapak sudah bisa beli rumah, tetap saja Bapak pergi ke tempat kerjanya menggunakan sepeda, sampai berselang beberapa bulan akhirnya bisa beli motor honda astrea bekas. Yah walaupun kadang-kadang motor itu sering mogok tapi lumayanlah, untuk mempermudah perjalanan ke tempat kerja. Seingat gue motor itu dibeli saat gue hendak masuk TK, gue masuk TK pada saat itu berumur sekitar 4,5 tahun. Agak tua setengah tahun, karena gue kelahiran Desember jadi untuk masuk TK harus berumur minimal 4 tahun, gue tahun sebelumnya sudah didaftarkan di TKnya namun saat itu gue masih berumur 3,5 tahun jadi tidak diperbolehkan mendaftarkan diri di TKnya karena belum memenuhi syarat. Saat gue mulai masuk TK, gue sebagai anak kecil yang belum pernah bertemu dengan lingkungan belum dikenal, gue merasa asing dengan tempat ini sehingga gue waktu TK cengeng, maunya ditungguin mulu, kasian Ibu gue, Maaf ya ma...
Lama-kelamaan akhirnya gue biasa dengan lingkungan baru ini, jadi Ibu gue gak usah nugguin terus di luar kelas. Selain itu lama-kelaman juga akhirnya gue bisa datangin sendiri ke tempat kerja Ibu gue, sebenarnya jarak antara TK gue dengan MTS 1Samuda tidaklah terlalu jauh paling tidak hanya 1 km saja. Jalan yang dilalui tidak sesuram seperti Jakarta yang banyak tidak kejahatan, jalannya bagus dan rindang penuh dengan pepohonan seperti pohon kelapa dan akasia. Gue sudah biasa dengan lingkungan TK ini karena gue dapat sahabat yang asik untuk diajak bermain bersama, gue punya sahabat namanya Anas dan Azhar persahabatan kami ini telah kita jalin bersama dari TK nol kecil sampai kelas 3 SD. Gue biasa duduk besebalahan dengan Azhar, kalau Anas biasa duduk dibelakang. Tidak banyak ingatan yang gue dapat sekarang sewaktu TK nol kecil, yang paling ingat adalah waktu pelajaran bikin-bikin yang unik dari plastisin dan pelajaran tersebut merupakan pelajarn yang paling gue tunggu seminggu sekali :D. Waktu itu Ibu guru ngasih 2 balok plastisin untuk dimainin, gue biasanya buat bentuk bangunan, temen sebelah gue Azhar buat apaan gua gak tau apa yang dia buat waktu itu, temen-temen yang lain ada yang buat bunga, pinguin, batu (gue gak ngerti kenapa dia suka buat bentuk batu), burung dan pohon. Saat waktunya habis buat mainin plastisin, Ibu guru menyuruh untuk megembalikan plastisinnya tadi, biasanya gue nyolong tuh plastisin setengahnya buat dimainin dirumah, temen gue biasaya ada yang lebih parah malah diambil semuannya, haha dunia anak-anak memang asik :v.
Memasuki TK nol besar, gua dihadapkan pelajaran matematika, saat itu gua jago loh dalam matematika khususnya untuk pertambahan doang, pengurangannya kaga bisa hehe. Di TK nol besar ini gue sudah mulai puasa penuh dalam sebulan, kalau waktu di TK nol kecil gue puasa setengah hari, dan kadang bolong-bolong, saat TK nol besar gue sudah berpengalaman untuk berpuasa, jadi nyoba untuk puasa penuh dan akhirnya berhasil... yesss (lumayan dapet angpao) !!!. Di TK nol besar tidak banyak kejadian yang gue inget betul, yang paling gue inget adalah kejadian gue kejeduk pegangan jungkat-jungkit. Saat itu gue sedang main jungkat-jungkit bareng 3 temen gue, jungkat-jungkit ini dapat dimainkan secara maksimum sampai dengan 4 orang, temen gue indra saat itu duduk disisi yang sama dengan gue, anas duduk di sisi yang berlawanan bareng temennya, temen gue indra suka ngasih batu pada lapisan tanah yang terhentak oleh papan jungkat-jungkit, karena saat papan menghentak kebawah dan terkena batu, menyebabkan pantulan yang kencang pada papan jungkat-jungkit, sehingga papan jungkat-jungkit bergerak dengan cepat. Pantulan yang kencang ini memberikan obsesi yang asik bagi anak-anak seperti kami sehingga kami tidak tahu akibatnya, saat sedang asik bermain-main temen gue indra mondar-mandir ngasih batu satu demi satu pada lapisan tanah yang terhentak oleh papan jungkat-jungkit, gue yang saat itu sedang berpegangan dengan baju dia, tidak sadar kalau dia telah meninggalkan papan jungkat-jungkit, sehingga terjadi perbedaan berat pada sisi gue dan sisi lawan gue, papan pada sisi gue bergerak secara cepat keatas dan tubuh gue bergerak kebawah, karena gue tidak berpegangan dengan apapun, pegangan dan kepala gue sama-sama saling timpuk akibatnya menimbulkan benjolan pada kepala yang gede dan saat itu juga gue nangis kenceng banget...... huaaaa. Waw sakit sekali. Setelah kejadian itu gue selama bertahun-tahun trauma kalau diajak main jungkat-jungkit.
1. Gue bukan orang Kalimantan asli dan bukan orang Jawa asli
Gue memang lahir di Kalimantan, dan dibesarkan di Kalimantan sejak lahir. Tetapi gue bukan orang Kalimantan asli alasannya kedua orang tua gue bukan berasal dari Kalimantan melainkan dari Jawa, lebih tepatnya Ibu dari Yogya dan Bapak dari Klaten. Jadi kalau didata secara keturunan gue memang keturunan Jawa, akan tetapi walaupun keturunan Jawa gue sama sekali gak ngerti bahasa Jawa selain itu adat istiadat Jawa serta kebudayaan Jawa saya kurang tau itu, ya bisa dibilang gue manusia setengah Jawa wkwkwk. Kaya anaknya dewa Zeus "Herkules" manusia setengah dewa nah kalau gue manusia setengah Jawa, beda tipislah kesamaannya hehe. Banyak yang menanyakan gue aslinya mana, tapi gue selalu bilang kalau gue adalah orang Jawa. Tapi kebanyakan dari mereka kaga percaya ama gue.
"elu itu orang jawa atau apa ko kaga ada mirip-miripnya dengan Jawa sama Kalimantan?" temen gue.
"Gue orang Jawa, Bapak dan Ibu gue asalnya dari Jawa kalau dilihat dari asal-muasal Bapak Ibu gue, gue orang Jawa, walaupun hanya sekedar lahir di Kalimantan" jawab gue.
"Yang bener, emang elu bisa bahasa Jawa ?" temen gue.
"Kaga, tapi gue ngerti dikit doang sih" jawab gue.
"nah gue asli Kalimantan juga ngerti dikit mah bahasa Jawa, elu kalau ngaku Jawa elu harus bisa bahasa Jawa, baru gue percaya" temen gue.
"ohh oke, bisa doang kan, nih 'njeneng mu sopo, aku trisno karo koe, koe trisno karo aku ta, ojo nesu to, koe ora ngeretos yo, yo uwis' nah tuh gue udah buktiin gue bisakan ngejawa dikit" jawab gue.
"lu ngerti kaga apa yang elu omongin barusan ?" temen gue.
"ngertilah" jawab gue.
"apa artinya" temen gue.
"siapa namamu......, jangan marah, kamu tidak ngerti ya, yaudah" jawab gue.
"terus" temen gue.
"kan udah tadi...." jawab gue.
"masih ada yang kurang, yang benerlah masa lu nutup-nutupin gitu gak asik ah" temen gue.
"emang elu mau denger, entar elu bilang jijik ke gue lagi, gamau ahh, kan kata lu ngerti bahasa jawa dikit-dikit, masa itu aja kaga tau" jawab gue.
"iye gue ngerti, tapi trisno-trisno itu apaan gue gak tau, lu cepet artiin kaga apaan itu" temen gue.
"iye iye, artinya 'aku cinta kamu, kamu cinta aku tidak' udah puas" jawab gue.
"cieee tenyata elu memendam persaan sama gue, ahhh jadi malu ahh, gue gak nyangka lo, tapi maaf ya gue jijik ama elu, gue gak mau melangkah kedalam hubungan ini" temen gue.
"yang mau ama elu juga siapa sialan, elu aja yang kegeeran" jawab gue.
"gue tekankan elu kan ndiri yang ngomong gitu, gue mah gak minta lu ngomong gitu" temen gue.
"lu kan katanya minta artiin yaudah itu artinya" jawab gue.
"tapi kan gue gak minta elu ngungkapkan perasaan elu ke gue, pakai bahasa jawa lagi sok sokan, nih ya kalau disusun elu sebenarnya pengen ngungkapin perasaan lu tapi menyerah karena gue gak ngerti, 'siapa namamu ? aku cinta kamu, kamu cinta aku tidak, jangan marah, kamu tidak mengerti ya, yaudah' nah itu kan sebenarnya elu pengen tapi tidak bisa". temen gue.
"a. (gue skakmat). tai lu" jawab gue.
2. My Father and My Mother is My Hero (sedikit pengalaman gue sewaktu lahir sampai TK).
Bapak dan Ibu gue menikah pada 14 Maret 1995, setelah itu Bapak dan Ibu pindah ke Kalimantan karena mendapat pekerjaan sebagai PNS di daerah sini. Waktu itu Bapak dan Ibu mendapat tugas sebagai PNS di sebuah kota kecil atau kelurahan, lebih tepatnya di kelurahan Samuda Kota, kecamatan Mentaya Hilir Selatan, kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Indonesia. Bapak dan Ibu sewaktu datang ke kota ini menyewa sebuah kontrakkan yang berada dekat dengan Sungai Mentaya, Bapak yang awalnya sebagai CPNS bekerja sebagai guru Kesenian dan bahasa Indonesia di SMAN 1 Samuda dan Ibu sebagai guru bahasa Indonesia di MTSN 1 Samuda. Karena masih pendatang yang baru saja menetap di Samuda, maka untuk menuju ketempat kerjanya Bapak dan Ibu naik sepeda, jaraknya lumayan jauh kalau dari kontrakan di Sungai Mentaya. Apalagi pada saat itu Ibu masih mengandung gue didalam kandungannya. Saat ketika mendekati bulan kelahiran, Bapak dan Ibu mampir ke Sampit untuk menjalani pengecekan rutin terhadap kandungan di Rumah sakit Dr Murjani Sampit, di Sampit Ibu punya kakak yang sedang bekerja disana, jadi selama di Sampit Bapak dan Ibu menumpang di rumah kakak Ibu. Akhirnya pada jam 00.45, hari Minggu, 10 Desember 1995. Lahirlah seorang bayi cowok berparas tampan, imut dan lucu ke dunia. Yup guelah bayi tersebut, secara kata Bapak dan Ibu, gue waktu bayi seperti itu.... wkwkwk :v.
Sebulan setelah kelahiran gue, Ibu gue pergi ke Palangkaraya, untuk menghadapi pelatihan lanjutan bersama TNI. Pelatihan ini ditujukan kepada CPNS yang akan menjadi PNS, pada pelatihan ini diajarkan keterampilan baris-berbaris, guling-gulingan, merayap dan pelatihan dari TNI lainnya (Sumber berasal dari foto-foto yang berhasil dikumpulkan). Oya mungkin ada sebagian yang belum tahu Palangkaraya itu dimana dan kota apa, oke Palangkaraya adalah sebuah kota besar yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Pada pemerintahan Soekarno, Palangkaraya akan dijadikan ibukota negara Republik Indonesia dan Jakarta sebagai pusat perekonomian atau bisnis di Indonesia. Di dalam peta Palangkaraya adalah satu-satunya kota yang berada ditengah-tengah Indonesia, sehingga Soekarno menginginkan ibukota negara dipindah kesana. Oke sudah taukan Palangkaraya itu kotanya dimana, jadi gue lanjutin ye cerita Ibu gue tadi. Saat Ibu gue pergi ke Palangkaraya, gue pada saat itu masih berumur sebulan, sehingga mungkin saja pada saat itu Bapak kebingungan nenangin gue sewaktu menangis mencari Ibu. Tidak kebayang bagaimana bingungnya Bapak ngerawat gue karena ditinggal Ibu selama sebulan untuk mengikuti pelatihan. Sungguh berjasa Bapak, terima kasih Pak.
Dalam perjalannya dari tahun ke tahun, akhirnya Bapak dan Ibu bisa beli rumah sendiri, rumah tersebut terletak dikawasan perumahan yang entah gue lupa namanya yang jelas rumahnya agak dekat dengan SMA Bapakku. Rumahnya berukuran tipe 36 yang dibeli saat gue berumur 3 atau 4 tahunan, pada saat itu rumah tipe itu sudah lumayan sih menurut gue. Walaupun Bapak sudah bisa beli rumah, tetap saja Bapak pergi ke tempat kerjanya menggunakan sepeda, sampai berselang beberapa bulan akhirnya bisa beli motor honda astrea bekas. Yah walaupun kadang-kadang motor itu sering mogok tapi lumayanlah, untuk mempermudah perjalanan ke tempat kerja. Seingat gue motor itu dibeli saat gue hendak masuk TK, gue masuk TK pada saat itu berumur sekitar 4,5 tahun. Agak tua setengah tahun, karena gue kelahiran Desember jadi untuk masuk TK harus berumur minimal 4 tahun, gue tahun sebelumnya sudah didaftarkan di TKnya namun saat itu gue masih berumur 3,5 tahun jadi tidak diperbolehkan mendaftarkan diri di TKnya karena belum memenuhi syarat. Saat gue mulai masuk TK, gue sebagai anak kecil yang belum pernah bertemu dengan lingkungan belum dikenal, gue merasa asing dengan tempat ini sehingga gue waktu TK cengeng, maunya ditungguin mulu, kasian Ibu gue, Maaf ya ma...
Lama-kelamaan akhirnya gue biasa dengan lingkungan baru ini, jadi Ibu gue gak usah nugguin terus di luar kelas. Selain itu lama-kelaman juga akhirnya gue bisa datangin sendiri ke tempat kerja Ibu gue, sebenarnya jarak antara TK gue dengan MTS 1Samuda tidaklah terlalu jauh paling tidak hanya 1 km saja. Jalan yang dilalui tidak sesuram seperti Jakarta yang banyak tidak kejahatan, jalannya bagus dan rindang penuh dengan pepohonan seperti pohon kelapa dan akasia. Gue sudah biasa dengan lingkungan TK ini karena gue dapat sahabat yang asik untuk diajak bermain bersama, gue punya sahabat namanya Anas dan Azhar persahabatan kami ini telah kita jalin bersama dari TK nol kecil sampai kelas 3 SD. Gue biasa duduk besebalahan dengan Azhar, kalau Anas biasa duduk dibelakang. Tidak banyak ingatan yang gue dapat sekarang sewaktu TK nol kecil, yang paling ingat adalah waktu pelajaran bikin-bikin yang unik dari plastisin dan pelajaran tersebut merupakan pelajarn yang paling gue tunggu seminggu sekali :D. Waktu itu Ibu guru ngasih 2 balok plastisin untuk dimainin, gue biasanya buat bentuk bangunan, temen sebelah gue Azhar buat apaan gua gak tau apa yang dia buat waktu itu, temen-temen yang lain ada yang buat bunga, pinguin, batu (gue gak ngerti kenapa dia suka buat bentuk batu), burung dan pohon. Saat waktunya habis buat mainin plastisin, Ibu guru menyuruh untuk megembalikan plastisinnya tadi, biasanya gue nyolong tuh plastisin setengahnya buat dimainin dirumah, temen gue biasaya ada yang lebih parah malah diambil semuannya, haha dunia anak-anak memang asik :v.
Memasuki TK nol besar, gua dihadapkan pelajaran matematika, saat itu gua jago loh dalam matematika khususnya untuk pertambahan doang, pengurangannya kaga bisa hehe. Di TK nol besar ini gue sudah mulai puasa penuh dalam sebulan, kalau waktu di TK nol kecil gue puasa setengah hari, dan kadang bolong-bolong, saat TK nol besar gue sudah berpengalaman untuk berpuasa, jadi nyoba untuk puasa penuh dan akhirnya berhasil... yesss (lumayan dapet angpao) !!!. Di TK nol besar tidak banyak kejadian yang gue inget betul, yang paling gue inget adalah kejadian gue kejeduk pegangan jungkat-jungkit. Saat itu gue sedang main jungkat-jungkit bareng 3 temen gue, jungkat-jungkit ini dapat dimainkan secara maksimum sampai dengan 4 orang, temen gue indra saat itu duduk disisi yang sama dengan gue, anas duduk di sisi yang berlawanan bareng temennya, temen gue indra suka ngasih batu pada lapisan tanah yang terhentak oleh papan jungkat-jungkit, karena saat papan menghentak kebawah dan terkena batu, menyebabkan pantulan yang kencang pada papan jungkat-jungkit, sehingga papan jungkat-jungkit bergerak dengan cepat. Pantulan yang kencang ini memberikan obsesi yang asik bagi anak-anak seperti kami sehingga kami tidak tahu akibatnya, saat sedang asik bermain-main temen gue indra mondar-mandir ngasih batu satu demi satu pada lapisan tanah yang terhentak oleh papan jungkat-jungkit, gue yang saat itu sedang berpegangan dengan baju dia, tidak sadar kalau dia telah meninggalkan papan jungkat-jungkit, sehingga terjadi perbedaan berat pada sisi gue dan sisi lawan gue, papan pada sisi gue bergerak secara cepat keatas dan tubuh gue bergerak kebawah, karena gue tidak berpegangan dengan apapun, pegangan dan kepala gue sama-sama saling timpuk akibatnya menimbulkan benjolan pada kepala yang gede dan saat itu juga gue nangis kenceng banget...... huaaaa. Waw sakit sekali. Setelah kejadian itu gue selama bertahun-tahun trauma kalau diajak main jungkat-jungkit.
Posting Komentar