Popular Post

Selamat datang di www.correyananta.com, saya correy ananta selaku pembuat website ini merasa bangga ketika anda berkenan untuk berkunjung ke website saya. saya adalah seorang mahasiswa di surya university, saya mengambil program studi teknik fisika energi, kami disini lebih di fokuskan untuk belajar dalam membuat inovasi-inovasi yang baru dan efektif. inovasi-inovasi tersebut lebih ke peran penggunaan bahan bakar baru dan terbarukan, seperti geothermal, solar cell, hydro and ocean energy , dan wind energy.

Posted by : Correy Ananta Minggu, 01 Maret 2015


Peranan Pemuda sebagai Tulang Punggung dalam Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia
            Indonesia adalah negara kepulauan, sebagai negara kepulauan indonesia memiliki berbagai macam ragam budaya nasional yang tersebar di setiap pulau di Indonesia. Ragam budaya yang kita miliki ada beberapa yang sudah terkenal sampai mancanegara, misalnya budaya seni tari, lukisan dan adat Bali, pemakaman suku Toraja, Kraton Yogyakarta, adat budaya rumah Betang di Kalimantan tengah dan ragam budaya dari Sabang sampai Merauke.. Hal itu menjadikan generasi muda untuk selalu melestarikan dan menjaga produk budaya yang dimiliki bangsa ini agar selalu tumbuh dan berkembang sehingga tidak akan punah.
            Bahasa adalah roh budaya. Hilang dan matinya suatu bahasa berarti hilang dan mati pula nilai-nilai sebuah budaya tersebut. Dengan hilangnya bahasa itu, maka segala peninggalan leluhur yang diwariskan lewat tulisan akan berakhir dan tamat riwayatnya, mengingat dalam mengkaji dan mempelajari suatu budaya harus melalui bahasa.
            Bahasa di dalam kehidupan bermasyarakat digunakan sebagai alat berkomunikasi. Selain itu, bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berpikir dan belajar. Dalam pemakaiannya bahasa indonesia sangat beragam. Faktor keberagaman tesebut disebabkan oleh asal daerah, sarana dan korteks pemakainya. Selain itu, faktor sejarah dan perkembangan masyarakat pun juga  membawa pengaruh.
            Berdasarkan sarananya ragam bahasa dibedakan menjadi ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Keduanya memiliki perbedaan sebagai berikut.
a.       Dalam ragam bahasa lisan, pada umumnya kalimat yang digunakan pendek-pendek, terputus-putus, dan cenderung memunculkan kosakata percakapan. Misalnya : sih, dong, tapi, gimana, oh dan sebagainya.
b.      Dalam ragam bahasa tulis, pada umumnya penggunaan secara tulisan lebih cermat. Hal ini di karena pihak yang di ajak berkomunikasi tidak berhadapan secara langsung. Agar penyampaian sebuah pesan dalam bahasa tulis efektif, hendaknya ada kelengkapan fungsi gramatikal yang meliputi subjek, predikat dan objek.
Bedasarkan perbedaan situasi dan kondisinya ragam bahasa dibedakan menjadi ragam bahasa resmi dan ragam bahasa tak resmi. Ragam bahasa resmi biasanya digunakan dalam situasi resmi/formal, misalnya pidato kepresidenan, radio/media televisi, penulisan karya ilmiah dan sebagainya. Sedangkan ragam bahasa tak resmi biasanya digunakan dalam situasi santai/informal, misalnya ketika menulis surat pribadi, ketika menawar harga belanjaan, ketika bercakap-cakap denagn teman dan sebagainya.
 Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk berkomunikasi sebenarnya dapat menggunakan cara lain, misalnya melalui isyarat, lambang-lambang gambar atau kode-kode tertentu lainnya. Namun dengan adanya bahasa komunikasi dapat berlangsung lebih baik dan lebih sempurna. Bahasa Indonesia sendiri yang mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara memiliki fungsi sebagai berikut :
a.       Alat untuk menjalankan administrasi negara,
b.      Alat pemersatu berbagai suku bangsa di Indonesia,
c.       Media untuk menampung kebudayaan nasional.
Setiap tanggal 28 Oktober kita peringati sebagai hari Sumpah Pemuda. Untuk tahun 2011 ini berarti peringatan yang ke- 83 mengingat Sumpah Pemuda pertama kali diikrarkan pada 28 Oktober 2011. Bulan Oktober juga sering diperingati sebagai bulan bahasa. Dengan demikian, setiap bulan Oktober diperingati sebagai bulan yang penuh rasa partiotisme karena disamping memperingati Sumpah Pemuda juga mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan bulan bahasa. Setiap tahun sekolah kami MAN MODEL Palangka Raya mengadakan kegiatan yang berkenaan dengan bulan bahasa.
Sungguh amat bermakna apabila kita para pemuda melakukan refleksi dan intropeksi diri setiap bulan Oktober tiba. Sudah seberapa besar pengorbanan yang kita berikan kepada bangsa dan negara ini apabila dibandingkan dengan para pemuda yang telah bersumpah di tahun 1928. Mestinya kita malu sebagai pemuda yang terpelajar hanya mampu tawuran, berkelahi, mabuk-mabukan, memakai narkoba dan beragaul secara bebas. Sementara para pemuda zaman dahulu rela berkorban jiwa dan raga untuk bangsa Indonesia. Seharusnya kita bersyukur dan berterima kasih kepada para pejuang, tanpa mereka mungkin bangsa ini masih dijajah. Maka para pemuda ayo bangkit, singsingkan lengan baju untuk belajar, bekerja dan berkarya yang lebih maju. Para pemuda waspadalah jangan sampai kita terlena karena penjajahan tanah air sekarang berubah ke arah penjajahan pikiran. Jangan sampai kita jatuh ke dalam lembah kehinaan yang amat jelas dari runtuhnya moral yang mencontoh kebudayaan barat.
Sungguh tepat ungkapan yang menyatakan bahwa pemuda sebagai tulang punggung bangsa, karena maju mundurnya suatu negara ditentukan oleh semangat para pemudanya. Begitu juga dengan bahasa Indonesia. Maju mundurnya bahasa Indonesia juga sangat bergantung oleh para pemudanya. Apabila kita mencintai bahasa indonesia, maka bahasa tersebut akan lestari dan berkembang menjadi yang lebih baik. Sudah sepantasnya kita para pemuda berkomunikasi seyoyanya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang utama, bahasa daerah atau bahasa ibu sebagai bahasa yang kedua, dan bahasa asing sebagai bahasa yang ketiga.
Pemuda Palangka Raya mempunyai peran untuk mewujudkan Kalteng harapi yang berarti Kalimantan Tengah cerdas atau pintar. Pemuda Palangka Raya telah aktif dalam berbagai kegiatan kepemudaan terutama kegiatan kebahasaan antara lain : lomba bercerita dengan bahasa daerah, lomba musikalisasi puisi, lomba drama, lomba menulis cerpen yang berorientasikan Kalimantan Tengah. Hal ini membuktikan bahwa pemuda Palangka Raya tidak kalah dengan daerah lain dalam hal baik berbahasa daerah maupun berbahasa indonesia.
Mari kita bercermin dari penggalan puisi Taufik Ismail yang berjudul
“ Malu (Aku) Menjadi Orang Indonesia” :
.......
Di negriku budi pekerti mulia didalam kitab masih ada, tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang menyelam di tupukan jerami selepas menuai padi
Langit akhlak rubuh, diatas negriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
.........
Hal ini merupakan peringatan kepada para pemuda agar tetap semangat dan tegar dalam mengisi kemerdekaan bangsa. Jadilah pahlawan-pahlawan di era pembangunan ini. Oleh karena itu menjadi pemuda tulen indonesia yang memiliki jiwa patriotisme maka harus melakukan : mencintai produk Indonesia, cintai budaya kita dan kembangakan budaya kita agar di kagumi oleh mancanegara. Tetapi jangan lupa berbahasalah yang santun karena bahasa menunjukkan bangsa.

- Copyright © CorreyAnanta.com - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -