Popular Post

Selamat datang di www.correyananta.com, saya correy ananta selaku pembuat website ini merasa bangga ketika anda berkenan untuk berkunjung ke website saya. saya adalah seorang mahasiswa di surya university, saya mengambil program studi teknik fisika energi, kami disini lebih di fokuskan untuk belajar dalam membuat inovasi-inovasi yang baru dan efektif. inovasi-inovasi tersebut lebih ke peran penggunaan bahan bakar baru dan terbarukan, seperti geothermal, solar cell, hydro and ocean energy , dan wind energy.

Posted by : Correy Ananta Minggu, 30 November 2014












A.    Tujuan
-Mengetahui konstanta pegas yang berkerja pada gerak harmonik
-Mengetahui hambatan viskous pada gerak harmonik
-mengetahui gerak sinusoidal pada gerak harmonik
B.     Dasar Teori
Gerak Harmonik Sederhana adalah gerak bolak balik secara teratur melalui titik keseimbangannya dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu sama atau konstan. Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik.
Konstanta pegas merupakan suatu elemen penting yang terdapat pada pegas. Untuk mendapatkan nilai konstanta pegas, biasanya digunakan persamaan hukum Hooke yaitu F = kx.
Dari percobaaan kali ini persamaan mengenai konstanta pegas didapatkan dari percobaan yang terkonsentrasi pada gerak kereta yang diletakkan diatas rel udara. Jika sebuah pegas dikaitkan dengan beban yang tergantung maka pegas akan mengalami pertambahan panjang akibat dari tarikan gravitasi bumi, pertambahan panjang pegas ini sebanding dengan gaya yang dihasilkan oleh pegas.


C.    Prinsip Kerja
Alat dan Bahan
1.      Kereta 2 buah
2.      Rel Udara
3.      Stopper
4.      Stopwatch
5.      Neraca Timbangan
6.      Sengkang
7.      Pegas Getar 3 buah
8.      Karet peluncur
9.      Katrol
10.  Benang
11.  Beban

Langkah kerja secara umum
1.      Rangkai kereta pada rel udara
2.      Cek juga udara yang disalurkan rel udara sudah stabil
1.      Konstanta Pegas
A.    Letakkan stopper di rel udara
B.     Kaitkan salah satu ujung Pegas getar ke stopper dan ujung yang satu lagi ke kereta
C.     Kaitkan salah satu ujung benang ke kereta dan ujung lainnya ke beban melalui katrol
D.    Hitung perubahan jarak kereta dari posisi awal ke posisi akhir dan tentukan konstanta pegas
2.      Gerak Periodik
A.    Singkirkan benang dan beban pada ujung kereta
B.     Pasang pegas kedua pada ujung kereta yang belum terpasang pegas
C.     Atur regangan kedua pegas agar seimbang
D.    Catat posisi awal kereta dan geser kereta dari posisi awalnya, setelah itu lepaskan kereta catat amplitudonya
E.     Ukurlah waktu untuk 10 siklus gerak, setelah itu hitung T dan f, dan hitung juga massa kereta dari percobaan ini dan bandingkan dengan massa kereta dari timbangan
F.      Lakukan percobaan sebanyak 5 kali
3.      Gaya Hambat
A.    Penyediaan langkah kerjanya sama dengan yang sebelumnya namun perhitunganya berbeda,
B.     Geser kereta pada jarak tertentu dari titik awalnya, setelah itu lepaskan, hitung dengan stopwatch sampai periodenya mencapai setengahnya (T 1/2).
C.     Hitung quality factor (Q) dan ) waktu relaksasi, serta hambatan udara (b). Lakukan percobaan ini sebanyak 5kali.
D.    Pada percobaan ini massanya sama, Lakukan juga percobaan ini pada massa yang berbeda, tapi dengan amplitudo yang sama.
4.      Osilasi Terkopel
A.    Diperlukan 3 buah pegas dan 2 kereta
B.     Salah satu pegas dihubungkan ke ujung rel dengan ujung pegasnya dihubungkan ke kereta 1, salah satu pegas di letakkan di tengah-tengah antara kereta 1 dan kereta 2 dengan saling dihubungkan dan salah satu pegas dihubungkan dengan stopper dan kereta 2.
C.     Atur dan seimbangkan regangan tiap masing-masing pegas
D.    Pada percobaan ini dilakukan eksperimen percobaan mengenai asimetrik dan simetrik
E.     Pada simetrik geser masing-masing kereta pada arah yang berlawaan kemudian lepaskan
F.      Pada asimetrik geser masing-masing kereta pada arah yang sama kemudian lepaskan
G.    Hitung waktu yang diperlukan dalam 10 siklus, tentukan periode (T), frekuensi (f) dan apakah gerakaknnya sinusoidal.
D.    Pengolahan Data
1.      Konstanta Pegas
No
m (gr)
F (CN)
X (cm)
delta X (cm)
K
σ k
1
25,4
24,892
50,3
13,1
1,900153
3,82E-05
2
50,84
49,8232
37,2
6,7
7,436299
7,48E-05
3
62,04
60,7992
30,5
6,6
9,212
7,61E-05
4
73,64
72,1672
23,9
6,4
11,27613
7,86E-05
5
85,14
83,4372
17,5
6,5
12,83649
7,76E-05
6
96,84
94,9032
11
--
--
--
rata-rata
8,532214
6,91E-05
standart
devisiasi
3,786905
1,55E-05
                                                   
    
 
 

                       







   
2.      Gerak Periodik
Gerak periodik
start
38
cm
massa kereta
114
gr
No
A(cm)
t10 (s)
T (s)
f (Hz)
m (gr)
dho m
1
4
11,2
1,12
0,89286
125,560
9%
2
8
11
1,1
0,90909
121,115
6%
3
10
11,4
1,14
0,87719
130,084
12%
4
12
11
1,1
0,90909
121,115
6%
5
16
11,4
1,14
0,87719
130,084
12%
rata-rata
1,120000
0,893085
125,591623
0,158502
standart devisiasi
0,017889
0,014266
4,010886
0,084390
 


 








 
(  = massa kereta pada percobaan (gr))
(  =massa kereta timbangan  (gr)


3.      Gaya Hambat
Gaya Hambat
a)
start
38
cm
massa kereta
114
gr
No
A(cm)
T1/2 (s)
T (s)
Q
t
b
σb
1
4
78,4
7,84
45,30062
113,1073
2,015785
4%
2
8
83,8
8,38
45,30062
120,8978
1,88589
3%
3
10
86
8,6
45,30062
124,0718
1,837646
3%
4
12
78
7,8
45,30062
112,5302
2,026123
4%
5
16
71,6
7,16
45,30062
103,297
2,207228
4%
rata-rata
114,7808
1,994534
0,036489594
standart devisiasi
7,259265
0,128923
0,004760832


b)
start
38
cm
massa kereta
114
gr
No
m (gr)
A(cm)
T1/2 (s)
Q
t
b
σb
1
139,4
10
90
0,50334
129,8426
3,903189
3%
2
164,84
10
93
0,487103
134,1706
4,156498
4%
3
190,28
10
87,2
0,519503
125,803
4,837404
5%
4
215,72
10
94,2
0,480898
135,9019
4,852325
5%
5
241,16
10
89,8
0,504461
129,554
5,48281
6%
rata-rata
131,0544
4,646445
0,046217131
standart devisiasi
3,591818
0,560506
0,009053206


4.      Osilasi Terkopel
awal
41,5
84,5
Simetrik
Gerak berlawanan arah)
massa
114
gr
K(N/M)
1,9738
No
A(cm)
t10 (s)
T (s)
f (Hz)
fteori
frelatif
σf
1
1,5
8,2
0,82
1,219512
0,662582
0,840546
0,74%
2
5
8
0,8
1,25
0,662582
0,88656
0,78%
3
5,5
8
0,8
1,25
0,662582
0,88656
0,78%
4
10
8,6
0,86
1,162791
0,662582
0,754939
0,68%
5
12
8,4
0,84
1,190476
0,662582
0,796723
0,71%
rata-rata
0,662582
0,833065
0,007382
standart devisiasi
0
0,051388
0,000412

Asimetrik
(gerak searah)
massa
114
gr
K(N/M)
1,9738
No
A(cm)
t10 (s)
T
f (Hz)
fteori
frelatif
σf
1
1,5
15,2
1,52
0,657895
1,147625
0,426734
0,216%
2
5
14,2
1,42
0,704225
1,147625
0,386363
0,248%
3
5,5
15,4
1,54
0,649351
1,147625
0,434179
0,211%
4
10
15,6
1,56
0,641026
1,147625
0,441433
0,205%
5
12
15,4
1,54
0,649351
1,147625
0,434179
0,211%
rata-rata
1,147625
0,424578
0,002183
standart devisiasi
0
0,019665
0,000152

 

                       Simetrik                                                          
Asimetrik  
 

E.     Analisis
1.      Percobaan konstanta pegas
Pada percobaan kali ini mengenai konstanta pegas dari data pengamatan kami didapatkan hasil konstanta pegas rata-rata sekitar 8,532214 dengan standar devisiasi sekitar 3,786905, pada percobaan ini membuktikan bahwa semakin berat beban yang digantung maka mempengaruhi keelastisan pegas atau pegas akan meregang. Sehingga dari peregangan pegas ini didapatkan fungsi gaya yang diberikan.
2.      Percobaan Gerak Periodik
Pada percobaan kali ini mengenai gerak periodik dari data pengamatan kami didapatkan hasil mengenai massa kereta rata-rata sekitar 125,591623 gr dengan standar devisiasi sekitar 4,010886, pada percobaan ini membuktikan bahwa saat kereta diberikan dengan amplitudo yang berbeda maka waktu 10 kali siklusnya  tidak terlalu memberikan perubahan periode dan frekuensi yang signifikan, namun dari waktu 10 kali siklus ini memberikan perubahan massa kereta yang perbandingannya jauh dalam massa kereta saat ditimbangan.
3.      Percobaan Gaya Hambat
Pada percobaan kali ini mengenai gaya hambat dengan massa sama dan massa tidak sama, dari data pengamatan kami didapatkan hasil mengenai konstanta hambatan rata-rata sekitar 1,994534 dengan standar devisiasi sekitar 0,128923 pada massa yang sama. Pada massa yang tidak sama didapatkan hasil konstanta hambatan rata-rata sekitar 4,646445 dengan standar devisiasi sekitar 0,560506. Pada percobaan ini dinyatakan bahwa nilai dari kesalahan hambatan kecil sehingga nilai dari hambatan viskous valid.
4.      Osilasi Terkopel
Pada percobaan kali ini mengenai osilasi terkopel simetrik/asimetrik dari data pengamatan kami didapatkan hasil mengenai (σf) yang relatif kecil. Sehingga dapat dikatakan bahwa gerak simetrik dan asimetrik bersifat sinusoidal karena kedua kereta bergerak secara serasi dengan jarak yang konstan (berlawanan arah/searah)

F.      Kesimpulan
Bahwa jika pegas  meregang maka akan memberikan gaya sebanding dengan pertambahan panjangnya. Namun  jika pegas bergerak bolak balik selama 10 kali siklus maka pegas akan memberikan perubahan massa dari kereta awalnya. Dari percobaan 3 juga didapatkan bahwa konstanta hambatan yang didapatkan kecil sehingga tidak memberikan pengaruh  yang signifikan terhadap gerak bolak-balik pegas, maka pegas akan terus bergerak secara harmonik . Pada percobaan  4 dapat disimpulkan bahwa osilasi terkopel asimetrik/simetrik memberikan gerak sinusoidal karena kedua kereta bergerak secara serasi, namun jika hanya satu kereta saja yang bergerak bukan gerak sinusoidal karena kedua kereta tidak memberikan jarak yang konstan.

- Copyright © CorreyAnanta.com - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -