Selamat datang di www.correyananta.com, saya correy ananta selaku pembuat website ini merasa bangga ketika anda berkenan untuk berkunjung ke website saya. saya adalah seorang mahasiswa di surya university, saya mengambil program studi teknik fisika energi, kami disini lebih di fokuskan untuk belajar dalam membuat inovasi-inovasi yang baru dan efektif. inovasi-inovasi tersebut lebih ke peran penggunaan bahan bakar baru dan terbarukan, seperti geothermal, solar cell, hydro and ocean energy , dan wind energy.
- Back to Home »
- ALAM , BERITA DAN INFORMASI , by Correy Ananta , PELAJARAN , Sejarah , Serba Serbi »
- LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (Isolasi DNA)
Posted by : Correy Ananta
Kamis, 28 Agustus 2014
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
(Isolasi DNA)
A. Tujuan Praktikum
Mengisolasi DNA dari
buah-buahan
B. Dasar Teori
DNA merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk hidup,
yang membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk dalam keseluruhannya
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Molekul DNA terdapat pada nukleus,
mitokondria, plastida dan sentriol. Molekul DNA pada nucleus memiliki bentuk
sebagai benang lurus dan tidak bercabang, sedangkan DNA yang terletak pada
mitokondria dan plastida berbentuk lingkaran (Suryo, 2012 : 59).
DNA pada makhluk hidup dapat diisolasi secara sederhana.
Pengisolasian DNA secara sederhana dapat dilakukan dengan memecahkan dinding
sel, membran plasma dan membran inti baik secara mekanik maupun secara kimiawi.
Isolasi DNA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh DNA murni,
yaitu tanpa protein dan RNA dari suatu sel dalam jaringan.
Pemecahan dinding sel secara mekanik dapat dilakukan dengan pemblenderan
atau penggerus menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat
dilakukan dengan pemberian detergen. Penambahan sabun cair dan garam dapur
adalah untuk melisiskan membran inti untuk mengeluarkan isi inti sel yang
berisi DNA.
Setelah menunggu beberapa saat terjadi presipitasi pada lapisan atas bukan
lapisan bawah, yang menunjukkan bahwa DNA tidak larut dalam etanol tetapi larut
dalam air. Ketika molekul DNA terlarut, mereka tersebar dalam larutan sehingga
tidak terlihat. Ketika molekul tersebut berpindah kedalam larutan yang bukan
pelarut meraka akan berkumpul/ menggumpal sehingga dapat dilihat. Presipitat
DNA terlihat seperti serabut-serabut putih yang terkumpul diatas permukaan
larutan karena masa jenis etanol lebih kecil dari pada masa jenis air. Etanol
yang digunakan harus benar-benar dingin dan berasal dari lemari pendingin, hal
ini bertujuan untuk menyempurnakan presipitasi. Apabila etanol yang digunakan
kurang dingin, maka mengakibatkan pembentukan presipitat kurang sempurna.
C. Alat,
Bahan dan Cara Kerja
·
Alat
a.
Gelas plastik
b.
Beker glass
c.
Pipet tetes
d.
Saringan biasa
e.
Kain penyaring
f.
Kertas saring
g.
Blender
h.
Corong glass
i.
Tabung reaksi
j.
Rak tabung reaksi
k.
Spatula
l.
Gelas ukur
m.
Timbangan
n.
Stopwatch
o.
Pisau
·
Bahan
a. Buah-buahan
(nanas dan mangga)
b. Detergen
bubuk
c. Akuades
d. Garam
dapur (NaCl)
e. Etanol
absolut dingin
·
Cara Kerja
a. Buah
dibersihkan dari kulitnya dan ditimbang sebanyak 250 gram.
b. Kemudian
buah tersebut dimasukkan ke dalam blender dan ditambah 250 ml akuades,
diblender selama 1 menit.
c. Jus
buah yang telah diblender disaring sebanyak tiga kali. Penyaringan pertama
menggunakan penyaring biasa, penyaringan kedua menggunakan kain penyaring, dan
penyaringan ketiga menggunakan kertas saring.
d. Air
hasil saringan (alikot) dimasukkan ke dalam beker glass.
e. Larutan
garam dan detergen dibuat dengan mencampurkan 1 (satu) sendok detergen ditambah
2 (dua) spatula NaCl lalu ditambah dengan 56 ml akuades, diaduk selama 15 menit
hingga larut. Pengadukan dilakukan secara perlahan agar tidak ada buih yang
dihasilkan dari pengadukan.
f. Masukan
Alikot yang sudah siap dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml,
kemudian ditambah dengan larutan detergen-garam. Lalu diaduk secara perlahan
agar tidak menghasilkan buih selama sekitar 3 menit.
g. Setelah
3 menit, alikot yang telah tercampur dengan larutan detergen-garam ditambahkan
dengan etanol absolut dingin tetes demi tetes sebanyak 6 ml melalui dinding
tabung reaksi.
h. Waktu
pembentukan dan ketebalan benang-benang DNA dicatat pada masing-masing jus
buah.
D. Hasil
Percobaan
Hasil yang diperoleh
dari percobaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Hasil
penghitungan waktu dan pengukuran ketebalan benang-benang DNA pada beberapa
jenis buah yang terbentuk.
No.
|
Nama Buah
|
Waktu (detik)
|
Ketebalan (mm)
|
1.
|
Mangga
|
15
|
5
|
2.
|
Nanas
|
13
|
3
|
Dimana waktu merupakan
waktu pembentukan benang-benang DNA yang dihitung sejak pertama kali diteteskan
etanol absolut dingin.
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan pada tabel 1, diperoleh hasil bahwa setiap buah
memiliki waktu yang berbeda-beda dalam pembentukan molekul DNA dan ketebalan
DNA yang terbentuk. Saat penetesan etanol ke tabung reaksi yang berisi alikot
mangga, dibutuhkan waktu 15 detik untuk terbentuknya benang-benang DNA.
Sementara pada alikot nanas membutuhkan waktu 13 detik untuk pembentukan benang
DNA.
Ketebalan DNA yang terbentuk pun berbeda, Lapisan DNA pada alikot mangga
berukuran 5 mm, dan pada alikot nanas berukuran 3 mm.
Buah dengan kadar air tinggi akan menghasilkan isolat yang berbeda jika
dibandingkan dengan buah berkadar air rendah (kaya serat). Semakin tinggi kadar
air maka sel yang terlarut di dalam
ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan
sedikit. Suatu sumber menyatakan bahwa dalam proses pembuatan
sumber DNA untuk isolasi DNA hendaknya jangan terlalu encer karena semakin
encer sumber DNA, DNA yang terpresipitasi akan semakin sedikit. Karena sel yang
lisis di dalam air tentunya lebih sedikit jika dibandingkan dengan sumber DNA
yang lebih kental (Anonim, 2005). Namun, masalah pengaruh keenceran terhadap
hasil isolasi DNA dapat diatasi dengan pengurangan jumlah Akuades yang
digunakan sehingga walaupun sumber DNA yang digunakan adalah buah dengan kadar
air tinggi, tetap dapat diperoleh ekstrak yang cukup kental.
Dengan adanya garam (kation kovalen seperti Na+) dan pada suhu dibawah 20˚
C atau kurang, ethanol absolut akan mempresipitasikan asam nukleat polimerik
dengan baik. Pemekatan ini dilakukan dengan penambahan ethanol pada lapisan
atas sampel sehingga terjadi pesipitasi DNA pada perbatasan kedua larutan.
Dalam proses ini ion Na+ akan memblokir (membentuk ikatan) dengan kutub negatif
ion fosfat DNA. Kutub tersebut bisa menyebabkan molekul-molekul saling tolak
menolak satu sama lain sehingga pada saat ion Na+ membentuk ikatan dengan kutub
negatif fosfat DNA, DNA akan berkumpul. garam juga berperan penting, yaitu
untuk menghilangkan protein dan karbohidrat karena garam dapat menyebabkan
keduanya terpresipitasi, dan bersama-sama dengan detergent,
F.
Kesimpulan
1. DNA dapat diisolasikan dari sumber DNA berupa buah
dengan penambahan larutan deterjen dan etanol serta garam untuk membantu
presipitasi DNA.
2. Hasil isolasi DNA sangat dipengaruhi oleh jenis buah.
Terbukti dari hasil pengamatan, pada masing-masing buah didapatkan hasil yang
berbeda.
3. Semakin encer alikot, DNA yang terpresipitasi akan
semakin sedikit. Karena sel yang lisis di dalam air tentunya lebih sedikit jika
dibandingkan dengan sumber DNA yang lebih kental.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Rahwati. 2013. Biologi untuk kelas XII SMA. Jakarta: Intan Pariwara
Posting Komentar