Selamat datang di www.correyananta.com, saya correy ananta selaku pembuat website ini merasa bangga ketika anda berkenan untuk berkunjung ke website saya. saya adalah seorang mahasiswa di surya university, saya mengambil program studi teknik fisika energi, kami disini lebih di fokuskan untuk belajar dalam membuat inovasi-inovasi yang baru dan efektif. inovasi-inovasi tersebut lebih ke peran penggunaan bahan bakar baru dan terbarukan, seperti geothermal, solar cell, hydro and ocean energy , dan wind energy.
- Back to Home »
- by Correy ananta and www.whooila.com »
- Asisten Pelatih Timnas Wolfgang Pikal, Pengelana yang Berlabuh di Bali
ANTARA/Andika Wahyu TEMPO Interaktif, Jakarta - Asisten Pelatih Wolfgang Pikal seakan jadi orang pertama yang menjembatani Tim Nasional Indonesia dengan dunia. Tanpa kenal lelah, dia menjawab pertanyaan di setiap konferensi pers.
Pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl (kanan) didampingi asistennya Wolfgang Pikal.
Tidak seperti atasannya Alfred Riedl, yang emoh hadir di temu media, Pikal fasih berbahasa Indonesia. Kemampuan ini didapatkan karena lama tinggal di Indonesia.
Karir Pikal tergolong unik. Lahir di Vienna, Austria, 43 tahun lalu, dia bermain sebagai gelandang di SR Donaufeld yang berlaga di divisi dua dan Baumgarten di divisi tiga. Namun, karirnya tamat akibat patah kaki pada 1989, saat usianya baru 22. Dia lalu membuat keputusan yang mengubah hidupnya.
"Saya memiliki uang dan memutuskan berkeliling dunia," katanya seperti dikutip situs AFF, Jumat (24/12). Negeri demi negeri dilalui, sampai dia berlabuh di Bali, 1990. Di Pulau Dewata, dia bertemu dengan perempuan pilihannya. Pikal muda memulai hidup baru dengan berbisnis tekstil.
Sepuluh tahun dia tidak menyentuh lapangan hijau, sampai bertemu Dick Buitelaar, pelatih PS Perseden Denpasar. "Dia bilang saya berbakat melatih dan mendorong saya mengambil sertifikat pelatih," kata Pikal.
Dia pun menggeluti dunia kepelatihan. Selain melatih klub lokal, Pikal rajin menyambangi klub kelas dunia untuk menambah pengetahuan. Dia mengantongi 20 sertifikat kepelatihan dari sekolah sepak bola ternama seperti Arsenal, Aston Villa, dan Ajax Amsterdam.
Melalui seorang teman, dia berkenalan dengan Riedl pada 2008. Saat itu Riedl melatih Klub Haiphong di Vietnam. Pikal menghabiskan dua pekan untuk mempelajari teknik kepelatihan dari rekan senegaranya itu.
Keduanya pun jadi teman akrab. Riedl berjanji akan menghubungi Pikal jika ke Indonesia, dan memenuhi janji itu dua tahun kemudian. Riedl mengajaknya menukangi Tim Nasional Indonesia. PSSI menunjuknya sebagai asisten pelatih Mei lalu.
Sebelum menduduki kursi tersebut, Pikal sudah lama menggandrungi sepak bola Tanah Air. "Saya mengenal semua pemain profesional di sini," ujarnya. Beberapa tahun belakangan dia menonton setiap pertandingan liga di televisi dan berkeliling Indonesia untuk menyaksikan laga antar klub.
Posting Komentar